Selasa, 02 Oktober 2012

DHARMA PARAMITHA COLLEGE



STRATEGI LAYANAN PRIMA DENGAN PINK JITU

Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki perasaan, ingin dihargai, diperhatikan, dihormati dan dibuat senang serta dilayani dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, TEAM  PSB PARAMITHA sebaiknya menggunakan strategi pelayanan PRIMA  seperti hotel melakukan Layanan Prima dalam menghadapi tamu-tamunya terutama dalam mengangani tamu yang mempunyai keluhan.
Disamping itu Team PSB PARAMITHA  harus mampu memadukan  antara Efficiency  dan Courtesy, dimana perpaduan tersebut ada dalam Layanan Prima.
     Layanan Prima yang dimaksudkan adalah  kemampuan maksimal petugas Team PSM Paramitha dalam berhubungan dengan customer dan stakeholders. Sebenarnya tujuan Layanan Prima PARAMITHA ini adalah untuk memenangkan persaingan diantara SMK yang lain, dimana memamerkan fasilitas fisik bukanlah suatu persaingan lagi, karena sudah banyak sekolah-sekolah  yang memiliki fasilitas yang hampir sama mewahnya, tetapi sekarang ini yang menjadi prioritas adalah pelayanan terhadap tamunya, terutama dalam menangani keluhan-keluhan yang sering terjadi di sekolah, dimana hal tersebut ada dalam Layanan Prima.

Sekolah swasta yang baik khususnya SMK  adalah yang mampu mendapatkan keuntungan dan juga dapat memberikan kepuasan bagi para siswa dan orang tuannya. Perlu juga untuk kita ketahui dan melihat segala hal dari sudut pandang siswa dan orang tua , seperti apa yang disukai dan dibutuhkan siswa dan orang tua  ? Bagaimana pelayanan yang akan kita berikan ke calon siswa dan orang tua , apakah sudah menyenakan hati siswa dan orang tuanya? Kalau belum, bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan tersebut, sehingga calon siswa mendapatkan suatu layanan yang prima.
     Berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan itu, para sekolah  harus menyadari kepuasaan siswa dan orang tuannya itu adalah penting, oleh karena itu pihak sekolah  perlu untuk menempatkan kepuasan pelanggan /siswa sebagai factor utama dalam pelayanan yang prima.
Kepuasan Dan Harapan-Harapan calon siswa dan orang tua.

    Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang, dimana ia telah berhasil mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Sedangkan keinginan dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang merasakan kekurangan terhadap sesuatu yang lazim bagi dirinya

      Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka kunci untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan ( calon siswa & orang tua )  adalah berusaha mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka, maka dapat diidentifikasikan kebutuhan dasar tamu seperti :
·        Kebutuhan untuk disambut baik
·        Kebutuhan pelayanan tepat waktu
·        Kebutuhan rasa nyaman dan dihargai
·        Kebutuhan pelayanan yang rapi
·        Kebutuhan untuk dimengerti
·        Kebutuhan untuk mendapat pertolongan
·        Kebutuhan untuk merasa penting

       Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tamu seperti yang diatas, sebagai tolak ukur pelayanan yang baik dinilai oleh tamu itu sendiri.
      Pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, menurut Agus Sulastiyono yang disari dari James A.F dan Mona J.F (2001:35), bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip demensi pelayanan sebagai tolak ukurnya, yaitu:
a. Kepastian, disini adalah kompetensi untuk memberikan pelayanan
    sopan dan memiliki sifat respek terhadap calon siswa dan orang tua.
b.  Reliablitas adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan
    benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu.
c. Responsif adalah: keinginan untuk cepat bertindak dalam membantu tu dengan pelayanan yang tepat waktu.
d. Empati, adalah memberikan perhatian yang baik kepada tamu secara
    khusus.
e.Nyata, adalah sesuatu yang nampak, maksudnya adalah penampilan
    para petugas hotel dan fasilitas-fasiltias yang akan didapatkan tamu.
kualitas pelayanan terhadap tamu datang dari berbagai sumber seperti dari mulut ke mulut, kebutuhan calon siswa dan orang tua  tersebut dan berdasarkan pengalaman siswa  yang pernah sekolah ditempat lain,  itu menimbulkan harapan-harapan calon siswa dan orang tua sebagaimana kualitas pelayanan yang mereka inginkan, kemudian proses pelayanan akan dinilai oleh mereka  berdasarkan dimensi kualitas pelayanan. Pelanggan /calon siswa  menggunakan  kelima dimensi tersebut sebagai tolak ukur untuk memberikan penilaian terhadap kualitas pelayanan, yaitu yang didasarkan atas perbandingan antara pelayanan yang diharapkan dan kenyataan pelayanan yang diperoleh apakah hasilnya akan sangat memuaskan, memuaskan  atau tidak memuaskan.

Karakteristik Kepribadian Dalam Pelayanan

      Kualitas manusia atau perilaku/pribadi adalah berkaitan dengan bagaimana guru  memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku, dan ketrampilan verbal berinteraksi dengan siswa. Untuk memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam kualitas manusia, diperlukan suatu kepribadian yang matang.
      Menurut Hamalik (1999 ; 34) menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu system semua tingkah laku seseorang yang unik, terintegrasi, dan terorganisasi.
     Kepribadian manusia terbentuk ada yang hasil dari bawaan sejak ia dilahirkan, dimana kepribadian tersebut hadir secara alami dan tergantung potensi yang dimilikinya. Adapula  yang terbentuk dari lingkungannya. Kepribadian senantiasa berkembang dan mengalami perubahan sepanjang kehidupan organisme manusia.
         Kepribadian yang matang dalam menjalankan pekerjaanya akan mendapatkan hasil yang baik pula, apalagi bila ditunjang dengan pelatihan maka akan menghasilkan suatu ketrampilan yang baik. Ketrampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur teknik dan prosedur serta system pelaksanaan pekerjaan yang menciptakan kualitas pelayanan (Agus Sulastyono 2001 ; 43).
Keterampilan guru  disini bukan saja mereka pandai dalam menjalankan tugas-tugasnya, mampu menggunakan peralatan tapi juga mampu bagaimana memberikan solusi yang terjadi terhadap keluhan – keluhan siswa, sehingga tercipta suatu kualitas pelayanan yang baik.
Menurut White & Bekley (1973:6) kepribadian atau PERSONALITY  dapat diungkapkan melalui akronim atau singkatan dari huruf-huruf tersebut mempunyai arti atau makna tertenu yang berkaitan dengan kepribadian.
P- Pleasantness : kepribadian guru yang mampu menyenangkan orang lain dengan sopan-santun, dan ramah.
E – Eagerness : Adanya keinginan yang kuat dari guru untuk menolong , mendampingi dan membimbing siswa
R- Respect : Menghormati dan menghargai siswa
S- Sense of Responsibility: mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dikerjakannya/diajarkannya  terlebih lagi yang berhubungan dengan melayani kebutuhan siswa
O- Orderly : Melaksanakan  proses belajar mengajar  yang teratur, tepat, dan cepat

N- Neatness : Melakukan suatu pekerjaan dengan rapi dan guru  tersebut berpenampilan rapi.
A- Accuracy : Selain melakukan pekerjaan dengan rapi, cepat, guru  juga harus melakukan pmb  dengan teliti, tingkat akurasinya harus tepat.
L- Loyalty: Bersikap setia kepada manajemen dan rekan sesama guru dan karyawan agar tercapai tujuan bersama.
I- Intelligence: Dalam menghadapi dan memahami apa yang diinginkan tamu, petugas harus menggunakan akal sehat, sesulit apapun keluhan siswa , harus tetap berkepala dingin dalam menghadapinya.
T- Tact saying: Berbicara dengan bijaksana dan lemah-lembut.
Y- Yearning to be a Good Service Clerk: Sebagai guru  selalu berkeinginan untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan pekerjaannya dan mencintai pekerjaannya itu.

Layanan Prima (Customer Care) gaya Paramitha
       Dalam dunia jasa , khususnya pendidikan kejuruan swasta  dimana akan terlihat antara siswa  dan guru  saling bertemu muka dalam menjalankan tugasnya, Guru yang bergerak dibidang yang bertemu langsung dengan siswa  , jika di hotel dinamakan Front Liner, seperti Front Office dan Food & Beverages Departmen,selain departemen tersebut seperti Housekeeping, engineering, kitchen dan lain-lain, dinamakan Back of The House.

      Menurut Ir. Endar Sugiarto (2002 : 216), Layanan Prima Paramitha adalah upaya maksimal yang mampu diberikan oleh guru dalam hal pelayanan dari suatu perusahaan industri jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan siswa  sehingga tercapai kepuasan.
     Tujuan dari adanya layanan prima ini adalah untuk meningkatkan hubungan yang baik antara siswa  dengan pihak sekolah, sehingga akan tercapai tujuan dari sekolah, yaitu adanya Repeat business. Terlebih lagi apabila adanya keluhan-keluhan yang berhubungan dengan pelayanan di hotel.
     Menurut Ir. Endar Sugiarto (2002 : 217), hal-hal yang terkait dalam Layanan Prima adalah sebagai berikut :
1. Mampu melakukan komunikasi dengan tamu, baik secara verbal dan  
    non verbal, dimana menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi  
    verbal  yang meliputi adanya kehadiran orang yang akan diajak
    berbicarara (attending), kemampuan mendengarkan dan menganalisa  dengan cepat apa yang menjadi bahan pembicaraan(Listening),
    mampu meneliti pembicaraan (Observing), mampu mengklarifikasikan
    (Clarifying), dan mampu memberikan tanggapan dari pembicaraan
    tersebut (Responding).
2. Mampu melakukan komunikasi dengan menggunakan 3 A, yaitu
    Attitude (sikap dalam berkomunikasi), Attention (mampu memberikan
    perhatian) dan Action (melakukan tindakan).

Budaya dan Sikap Layanan Prima PARAMITHA
     Anggapan bahwa layanan prima adalah suatu budaya, maka setiap kegiatan akan dilakukan dengan nilai-nilai yang luhur. Budaya layanan prima ini dibentuk oleh sikap Guru , karyawan dan manajemen dalam mengutamakan kepuasan pelanggan/siswa. Sikap Layanan Prima sangat memperhatikan individu sebagai pribadi yang unik dan menarik, oleh karena SMK Paramitha merupakan industri jasa pendidikan , dimana dibutuhkan sentuhan-sentuhan yang unik dan menarik untuk menjadikan siswa dan orang tua  sebagai “Repeat Guest” .
     Adapun konsep pribadi dari guru  yang melakukan Layanan Prima ini, mereka harus berpenampilan serasi, berpikir positif dalam pelayanan, dimana tidak bersikap apriori terutama untuk tamu yang mempunyai keluhan dan selalu bersikap menghargai siswanya, baik siswa  tersebut mempunyai keluhan atau tidak.
     Menurut tulisan Tony Mosely mengenai layanan prima yang dilakukan di hotel Ritz Calton Hotel Company (Http/www. @ Yahoo.com) yang tercantum dalam majalah Executive travel(1996): Bagaimanakah caranya membuat para siswa  yang sekolah di SMK Paramitha  merasakan dirinya seperti belajar  di rumah sendiri? Yaitu dengan membuat suasana di sekolah yang  relaks dan melakukan sikap  layanan prima sebaik mungkin. Maksudnya memberikan dorongan atau suport kepada guru  untuk  siap membantu mereka terutama dalam menangani keluhan, tetapi guru  tidak memperlakukan dirinya sendiri seperti pelayan dengan moto “We are Ladies and Gentlement Serving Ladies and Gentlemen”
Tiga langkah sikap dalam layanan prima menurut Tony Mosely:
1.       Menyambut dan memberikan salam hangat dan tulus, menyapa siswa  dengan menyebutkan namanya bila mengenal nama siswa
2.       Antisipasi dan adanya perhatian yang besar terhadap kebutuhan tamu
3.       Mengucapkan salam perpisahan dengan menyebutkan nama bila memungkinkan.

 Mengenal Kategori Keluhan Siswa

     Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang yang dijumpainya, apalagi bila kita  bekerja dibidang jasa pelayanan seperti hotel. Tidak ada usaha atau bisnis yang bebas dari keluhan tamu apalagi suatu hotel yang berskala internasional, dimana didatangi dari berbagai macam karakter tamu yang berbeda budaya.
     Untuk dapat menangani keluhan dengan baik, kita harus mengenal kategori keluhan tamu terlebih dahulu. Menurut Endar Sugiarto (2002 ; 200) pada dasarnya keluhan tamu dapat dikategorikan dalam 4 (empat) bagian utama, yaitu :
a. Keluhan Mekanikal (Mechanical) : adalah suatu keluhan yang berhubungan dengan tidak berfungsinya salah satu peralatan yang diperoleh dari suatu interaksi pelayanan, contoh tidak berfungsinya lampu kamar mandi, rusaknya alat pendingin ruangan (Air Conditioning), shower dan lain-lain
b. Keluhan akibat Sikap guru (Attitude): adalah suatu keluhan yang timbul karena sikap negatip dari guru yang melayani siswa, seperti kasarnya guru / karyawan  pada waktu pembelajaran berlangsung, menerima telephone dengan suara yang ketus, tidak ramah, tidak sopan dan lain-lain.
c. Keluhan yang berhubungan dengan Pelayanan (Service) : adalah suatu keluhan yang timbul karena pelayanannya itu sendiri, seperti lamanya proses belajar, lamanya menunggu pengajar / guru datang ( tidak on time ), guru sibuk  telephone keluar dan lain-lain.
d. Keluhan yang Aneh (Unusual) : adalah suatu keluhan yang bersifat aneh atau tidak wajar. Siswa  yang mengeluh seperti ini biasanya secara psikologis orang-orang yang kesepian, mereka membutuhkan hubungan yang hangat antar manusia, dimana guru  hanya bisa menjadi pendengar yang baik saja. Keluhan tersebut seperti  siswa  yang mengeluh karena cuaca buruk sapanjang hari, jalanan macet  dan lain-lain.

Sentuhan Layanan Prima Dalam Upaya Penangan Keluhan Siswa
     Setiap pelayanan dari guru  dapat membuat siswa merasakan apakah kebutuhannya terpenuhi atau tidak. Apabila guru menemukan atau melayani siswa  yang mempunyai karakter yang selalu tidak puas, maka apapun pelayanan yang guru  berikan secara maksimal akan tetap mendapatkan keluhan, oleh sebab itu guru  haruslah mengidentifikasikan keluhan tersebut

     Semua keluhan memerlukan perhatian khusus walaupun terkadang keluhan tersebut tidaklah begitu penting. Untuk dapat mengidentifikasikan sejauh-mana keluhan tersebut dibutuhkan sentuhan-sentuhan khusus dari layanan prima guru SMK Paramitha. Apabila sekolah mengabaikan keluhan-keluhan tersebut, lama kelamaan keberadaan sekolah  bisa hancur.
     Adapun sentuhan layanan prima dalam menangani keluhan siswa  sebagai berikut:
1. Apabila siswa dan orang tua  sangat marah dalam menyampaikan keluhan, maka guru tidak boleh terpancing dan ikut marah, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan ikut merasakan atau empati tamu yang mengeluh. Bila perlu isolasikan siswa dan orang tua  ketempat yang tenang, sehingga siswa dan orang tua  lainnya tidak mengetahui.
2. Guru  jangan membuat janji-jani demi menyenangkan siswa dan orang tua , akan berakibat fatal apabila yang dijanjikannya tidak terpenuhi. Berikan perhatian yang menyeluruh terhadap masalah yang dikeluhkan, bila perlu sesering mungkin menggunakan nama siswa tersebut.
3. Buat catatan dan tulis di catatan khusus di bagian tersebut, misalkan ada siswa  yang mempunyai keluhan tentang fasilitas, maka ditulis dalam Note Book. Tulis kejadian atau permasalahan  secara kronologis berdasarkan fakta yang ada, dengan meminta siswa  berbicara perlahan-lahan, agar permasalahan dapat ditulis dengan baik dan jelas.
4. Menentukan jangka waktu yang tepat dalam  membantu menyelesaikan masalah, bila perlu dilebihkan sedikit waktunya apabila memecahkan masalah yang terlalu pelik.
5. Selalu memonitor atau memantau perkembangan dalam mengatasi masalah, sehingga siswa  tidak merasa diabaikan dalam menangani keluhan
6. Apabila masalah telah teratasi dengan baik, hubungi siswa untuk menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil dan penyebab timbulnya masalah
7. Bila perlu  Pimpinan Sekolah  menyampaikan surat permohonan maaf atas permasalahan yang telah terjadi di sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar menunjukkan kepedulian dan itikad baik pihak sekolah serta untuk menarik simpati siswa  agar merasa dihargai, sehingga suatu saat siswa  tersebut akan kembali bahkan mengajak teman-temannya sekolah disini.